Morning Guys….
Aku Lagi BeTe, Bunek, gak ada Mood kerja dikantor nih,
gak ada nafsu ngapa ngapain juga. Daripada BeTe, Aku mau nulis tentang cemburu
karena aq lagi sedikit cemburu sama suamiku juga yg suka becandaan over sama
temen temen kerjanya...heheheh.
(Jangan ikut ikutan seperti aku nih Guyss, jad aryawan
pemalas, WkWkWk… “mumpung ga ada Bu Bos juga sih” lagi BeTe juga, Kerjaan juga
gak begitu ribet. Ga ada salah dong aku nulis di blog.) Ha…Ha…Ha… lanjutkan…..
Bagi kalian yg sudah menikah, siapa sih yg tidak
pernah cemburu. Semua pasti pernah merasakannya. Karena cemburu itu merupakan
bagian dari cinta bukan??
Cemburu itu salah satu aspek psikologis, dimana ada
perasaaan ketidakseimbangan emosi yang bisa berujung pada stress kalau kita
tidak dapat mengendalikan nya dengan baik.
(WOW Sampe STRESS lohhh ) Hiiii Takut.
Menurut salah satu blog yang aku baca , cemburu ada 3
jenis ;
Pertama yaitu takut kehilangan, ini paling dasar.
Kedua, karena takut tersaingi. Ketiga, karena ada masalah yang tidak
terpecahkan.
Nah, pembahasan kali ini hanya berkutat pada cemburu
karena takut “kehilangan” yang dalam psikoanalisa ini disebut “ID”
(insting dasar).
Cemburu jenis ini memiliki objek yang jelas, dan bisa
dilihat secara kasat mata, misalnya ya kepada suami/istri kita.
Dalam Islam, cemburu ini diperbolehkan. Itu bukti rasa
cinta suami pada istrinya, atau sebaliknya pula. Namun harus tetep ada
rambu-rambu dan batasan yang jelas. Cemburu yang diperbolehkan
adalah cemburu yang berdasarkan fakta. Tidak boleh hanya bersifat prasangka
atau dugaan. Prasangka itu adalah omongan yang paling dusta karena hal itu bisa
menimbulkan ghibah.
‘’Seorang suami harus cemburu mana kala sang istri
lebih cantik diluar rumah daripada cantik didalam rumah begitu pula sang istri
harus cemburu jika sang suami terlihat lebih wangi di luar rumah daripada
saat dengan istrinya dirumah.’’
Cemburu itu bentuk penjagaan cinta . Maksud nya adalah
bentuk melindungi yang sudah halal untukmu agar tak diganggu oleh dunia luar.
Perlu waspada jika tanpa sadar hati tak tergerak cemburu mana kala pasangan begitu
dekatnya ke lawan jenis. Bahaya juga bila seorang suami tak tergerak rasa
cemburunya saat ada laki-laki lain mengagumi kecantikan istrinya.
Namun perlu diingatkan jangan sampai rasa
cemburu itu mengusai diri kita dibanding proses pencarian fakta yg benar .
Komunikasikan dengan pasangan semisal ada hal-hal yang rawan membuat cemburu
agar jangan sampai timbul konflik yang berkepanjangan yang nantinya
dikhawatirkan menimbulkan keputusan yang emosional yang akhirnya menimbulkan
penyesalan di kemudian hari.
‘’Sungguh cemburu itu bagian dari malu dan malu bagian
dari ketaqwaan kita pada Allah.’’
Seorang suami adalah kepala rumah tangga. Cemburu
juga merupakan bagian dari kepemimpinan dalam rumah tangganyakarena cemburu
adalah salah satu manifestasi tanggung jawab. Menyikapi cemburu juga harus
cerdas. Jangan agresif, emosional dan menyerang tetapi tetap tunjukkan
kelembutan. Gali lagi penyebab kecemburuan itu. Sekali lagi komunikasikan
dengan baik, karena itu penting. Hal itu bisa mencegah rasa cemburu yang tak
berbukti fakta.
Cemburu Menurut Islam
Wajib hukumnya bagi suami memiliki rasa cemburu
kepada istrinya.
Nabi bersabda:
“Tiga golongan yang tidak akan masuk syurga dan Allah tidak akan melihat mereka pada hari kiamat, orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya,wanita yang menyerupai pria dan dayuts.” (HR. Nasa’i, Hakim, Baihaqi dan Ahmad).
“Tiga golongan yang tidak akan masuk syurga dan Allah tidak akan melihat mereka pada hari kiamat, orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya,wanita yang menyerupai pria dan dayuts.” (HR. Nasa’i, Hakim, Baihaqi dan Ahmad).
Dayuts adalah suami/kepala keluarga yang tidak
cemburu terhadap istrinya.’’
Suami dituntut untuk memiliki cemburu kepada istrinya agar terjaga rasa malu dan kemuliaannya. Cemburu ini merupakan fitrah manusia dan termasuk akhlaq mulia.
‘Cemburu ini dapat menjaga dan melindungi harga diri dan keluarga dari
tindakan melanggar syariat. Kerusakan akhlaq dan moral atas nama modernitas
telah mengikis rasa cemburu ini. Suami tidak lagi sensitif dengan penampilan
istri yang mencolok, busana yang tidak menutup aurat, istrinya digoda orang
lain, istrinya berkhalwat dengan pria lain Akibatnya pintu perselingkuhan
terbuka lebar hingga berujung pada kehancuran rumah tangga.’
Sa’ad bin Ubadah ra
berkata: “Seandainya aku melihat seorang pria bersama istriku, niscaya aku
akan menebas pria itu dengan pedang." Nabi saw bersabda: “Apakah kalian
merasa heran dengan cemburunya Sa`ad? Sungguh aku lebih cemburu daripada Sa`ad
dan Allah lebih cemburu daripadaku” (HR
Bukhari Muslim).
"Sesungguhnya Allah cemburu, orang beriman cemburu, dan cemburuNya Allah jika seorang Mu'min melakukan apa yang Allah haramkan atasnya" (HR. Imam Ahmad, al-Bukhari dan Muslim).
"Sesungguhnya Allah cemburu, orang beriman cemburu, dan cemburuNya Allah jika seorang Mu'min melakukan apa yang Allah haramkan atasnya" (HR. Imam Ahmad, al-Bukhari dan Muslim).
Menurut para ulama, cemburu yang muncul, baik dari suami maupun istri, tidak dipersoalkan. Bahkan, tindakan cemburu dikategorikan sebagai akhlak terpuji.
Kecemburuan merupakan
bentuk mu’asyarah bil ma’ruf, upaya menciptakan hubungan yang harmonis antara
kedua pasangan. Menurut al Raghib, cemburu ( ghirah: Arab—Red) adalah luapan
kemarahan yang disebabkan oleh keinginan menjaga kehormatan yang ditujukan
kepada perempuan.
Oleh karena itu,
dikatakan, ghirah bukanlah penjagaan seorang laki-laki terhadap istrinya,
melainkan penjagaannya terhadap segala sesuatu yang spesial baginya.
MENGENDALIKAN RASA
CEMBURU DALAM RUMAH TANGGA
Perasaan cemburu adalah ketidaksukaan bergabungnya orang lain pada haknya.Sesungguhnya perasaan cemburu adalah tabiat yang alami. Merupakan fitrah yang tercipta pada diri setiap manusia, sesuai dengan tabiat manusiawi yang dipupuk dengan nilai-nilai keimanan. Ia berfungsi sebagai penjaga kemuliaan dan kehormatan manusia. Akan tetapi, perasaan cemburu tersebut haruslah sesuai dengan aturan agama yang mengutamakan kesabaran, ilmu, keadilan, kebijaksanaan, kejujuran, ketenangan dan kelembutan dalam semua perkara.
Perasaan cemburu adalah ketidaksukaan bergabungnya orang lain pada haknya.Sesungguhnya perasaan cemburu adalah tabiat yang alami. Merupakan fitrah yang tercipta pada diri setiap manusia, sesuai dengan tabiat manusiawi yang dipupuk dengan nilai-nilai keimanan. Ia berfungsi sebagai penjaga kemuliaan dan kehormatan manusia. Akan tetapi, perasaan cemburu tersebut haruslah sesuai dengan aturan agama yang mengutamakan kesabaran, ilmu, keadilan, kebijaksanaan, kejujuran, ketenangan dan kelembutan dalam semua perkara.
Ada jenis cemburu yang dicintai Allah Subhanahu wa
Ta’ala, adapula yang dibenci-Nya. Yang disukai, yaitu cemburu tatkala ada
keraguan, sedangkan yang dibenci, yaitu adalah yang tidak dilandasi keraguan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar