Ini kisahku, Sekian lama mengarungi bahtera rumah tangga bersama dengan suamiku.
Alhamdulillah ini merupakan takdir dari Allah SWT, awal mula membangun sebuah rumah tangga ini kami benar-benar mulai semua dari nol benar-benar tidak memiliki apa-apa. Kami hanya terus yakin bahwa Allah SWT akan selalu memberikan rizki kepada kami, kami hanya berpasrah dengan selalu berdoa memohon padanya dan selalu berusaha yang terbaik selanjutnya Allah lah yang menentukannya.
”Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah maka Allah jadikan baginya jalan keluar (dari setiap permasalahannya).Dan Dia (Allah) akan memberi rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya”. (QS. At- Tholaq: 2 -3)"
Sekarang, ia tengah berlelah-lelah dan berpeluh keringat untuk membangun mimpinya.
“Aku (Red: Suamiku) ingin Bunda dan Anak - anak bisa hidup nyaman dan berkecukupan”, itu yang sering diucapkannya. Semoga kedua tangan yang tiap hari dia gunakan untuk berjuang menafkahi kami, termasuk ke dalam tangan-tangan yang takkan pernah tersentuh api neraka. (aamiin)
Seperti halnya tangan sahabat nabi Sa’ad bin Mu’adz Al-Anshari, di mana suatu hari Rasulullah SAW berjumpa dengannya. Ketika itu Rasul melihat tangan Sa’ad melepuh, kulitnya gosong kehitam-hitaman seperti terpanggang matahari. “Kenapa tanganmu?” tanya Rasul kepada Sa’ad. “Wahai Rasullullah,” jawab Sa’ad, “Tanganku seperti ini karena aku mengolah tanah dengan cangkul itu untuk mencari nafkah keluarga yang menjadi tanggunganku”. Seketika itu beliau mengambil tangan Sa’ad dan menciumnya seraya berkata, “Inilah tangan yang tidak akan pernah tersentuh api Neraka.”
Setiap kali aku marah, maka dengan sabar dia akan menghadapi keEgoisanku, Hehehe Maaf ya Ayah.
Nb: Buat Suamiku kalo baca , Besok besok kalo aku marah boleh memegang Ubun - ubun ku dan mengucapkan doa seperti ini
“Allahumma inni asaluka khairaha wa khaira ma jabaltaha ‘alaihi wa a’udzu bika min syarriha wa min syarri ma jabaltaha ‘alaihi.
Ya Allah, aku memohon kebaikannya dan kebaikan tabiat yang ia bawa. Dan aku berlindung dari kejelekannya dan kejelekan tabiat yang ia bawa.”
Semoga dibaca. Aamiin *Hope*
Lalu, ketika seringkali aku bertanya, “Apakah benar kamu mencintai saya?” “Apa bukti Kamu mencintai saya?” Maka dia akan berkata, “Sayang, ingatkah ketika suatu hari Umar bin Khattab berkata kepada Rasulullah SAW, ‘Aku mencintaimu lebih dari segalanya, kecuali jiwaku sendiri’. Saat itu Rasulullah menjawab, ‘Tidak seorang pun di antara kamu yang beriman, sehingga aku lebih dicintainya daripada jiwanya sendiri’. Umar segera menjawab, ‘Demi Dzat yang menurunkan kitab suci Al-Quran ini kepadamu, aku mencintaimu melebihi cintaku kepada diriku sendiri’. Begitu mudahnya bagi Umar untuk mengubah cintanya, karena sesungguhnya cintanya kepada Rasulullah bukan sebatas kata-kata melainkan berupa ketaatan dan kerelaan untuk berkorban.
Begitu pun dengan Aku (Red: Suamiku). Aku
mencintai mu, maka aku akan selalu berusaha memberi yang terbaik untuk mu.” (nek iki tenan)
Tapi nek tulisan diatsnya itu tak tambahi dewe. Hahahahah
Lanjuttt.......
Ya, sekarang aku pun mengerti. Cinta memang tak selalu berwujud kata-kata romantis, bisikan mesra atau tatapan sayang seperti yang sering digembar-gemborkan drama-drama picisan. Cinta lebih merupakan perjuangan yang tak jarang berlumur peluh dan air mata.
Lelakiku…
Ini bukan ikrar biasa
Ini mitsaqon golidzo
Yang ketika kau ucap ikrar itu
Maka ‘Arsy pun ikut bergetar karenanya
Lelakiku,,,
"Suatu hari Rasulullah SAW berkata kepada para sahabatnya, “Maukah kalian aku beri tahu tentang istri-istri kalian di dalam surga?” Mereka menjawab, “Tentu saja wahai Rasulullah” Nabi SAW menjawab,” Wanita yang penyayang lagi subur. Apabila ia marah, atau diperlakukan buruk atau suaminya marah kepadanya, ia berkata, ‘Ini tanganku di atas tanganmu, mataku tidak akan bisa terpejam hingga engkau ridha.” (HR. Ath-Thabrani) “Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina), dan benar-benar taat kepada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, ‘Masuklah ke dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad)"
Ya, sekarang aku pun mengerti. Cinta memang tak selalu berwujud kata-kata romantis, bisikan mesra atau tatapan sayang seperti yang sering digembar-gemborkan drama-drama picisan. Cinta lebih merupakan perjuangan yang tak jarang berlumur peluh dan air mata.
Lelakiku…
Ini bukan ikrar biasa
Ini mitsaqon golidzo
Yang ketika kau ucap ikrar itu
Maka ‘Arsy pun ikut bergetar karenanya
Lelakiku,,,
Kuingin engkau tahu kalau kau begitu indah
Hal itu begitu sulit untukku dan semuanya terasa begitu
bodoh buatku
Tapi aku sadar itulah cinta yang tak pernah ada logika
Saat orang merasakannya
Lelakiku,,,
Aku pun menjalani hubungan itu dengan penuh suka dan duka
Terkadang kau membuatku tertawa, menagis, marah tetapi lebih
banyak aku menitikkan airmata
Tapi bagiku itulah warna-warni hubunganku denganmu..
Aku pun tegar dan menjalani semuanya
Lelakiku,,,
Terkadang aku berpikir dan bertanya padamu apa salah dan
dosaku kepadamu
Hingga kau selalu melakukan hal yang buat hatiku hancur
Tapi terkadang jawaban atas pertanyaan itu tidak
pernah memuaskanku
Hingga aku mengambil kesimpulan bahwa sulit bagiku untuk
mendapatkan
Cintamu seutuhnya dan mungkin aku tidak layak untuk
cintamu....
Lelakiku,,,
Bukan kata-kata, harta, ketampanan, sumpah atau janji yang
aku inginkan
Tapi yang aku inginkan adalah ketulusan dan kejujuran hingga
akhir hayatku
Aku rela jalani hidup denganmu karena Allah dan aku akan menjadi
isteri dan ibu yang baik buat keluarga kecil kita..
Lelakiku,,,
Setiap manusia memiliki kekurangan tp bukan berarti
kekurangan
itu terus menyakiti hati orang yang kita cintai..
Lelakiku,,,
Jika kau dapat merasakan sakit yang kurasakan....
Aku mengerti dan mengalah untuk kebaikanmu
Aku selalu ingin melihatmu menjadi lebih baik
Karena itu aku selalu berusaha untuk memaafkanmu, tapi maafkan aku juga ya Lelakiku sayang.
Wahai Lelakiku…,
kutulis surat ini dengan kehangatan cinta dan kasih sayang kepadamu. Semoga Allah senantiasa menjaga kita.
Wahai Lelakiku, engkau adalah pemimpin rumah tangga kita, aturlah kami dengan
aturan Allah, pimpinlah kami untuk taat kepada-Nya, bimbinglah kami
terhadap apa yang maslahat (baik) untuk kami.
In shaa Allah engkau akan
mendapatiku dan anak-anak menghormatimu, memuliakanmu dan taat kepadamu.
Itulah kewajiban sebagai seorang yang dipimpin kepada yang memimpin.
Dari Wanitamu.......
"Suatu hari Rasulullah SAW berkata kepada para sahabatnya, “Maukah kalian aku beri tahu tentang istri-istri kalian di dalam surga?” Mereka menjawab, “Tentu saja wahai Rasulullah” Nabi SAW menjawab,” Wanita yang penyayang lagi subur. Apabila ia marah, atau diperlakukan buruk atau suaminya marah kepadanya, ia berkata, ‘Ini tanganku di atas tanganmu, mataku tidak akan bisa terpejam hingga engkau ridha.” (HR. Ath-Thabrani) “Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina), dan benar-benar taat kepada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, ‘Masuklah ke dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad)"